Quantcast
Channel: FK-KMK UGM
Viewing all 2777 articles
Browse latest View live

Sub Spesialis dan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan

$
0
0

FK-UGM. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Pendidikan Sub Spesialis harus berdaulat agar mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. “Pendidikan dokter Sub Spesialis harus memiliki profesionalisme yang kompetitif tidak hanya regional tetapi juga tingkat nasional maupun internasional”, papar ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), Dr. dr. Kiki Lukman., M.Med.Sc., SpB.KBD., FCSI., Rabu (24/8) saat menghadiri workshop pendidikan sub spesialis di ruang rapat senat selatan gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Pergeseran kebutuhan dokter spesialis ke dokter sub spesialis menuntut peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Oleh karenanya akuntabilitas dalam proses pendidikan menjadi poin penting bagi institusi pendidikan.

“Akuntabilitas dalam proses pendidikan adalah sangat penting. Skills memang harus, tetapi jangan lupa sisi akademis penting, itulah yang membedakan antara pendidikan Spesialis dan Sub Spesialis yakni mengenai kemampuan penalaran atau logikanya,” terang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UGM, Prof. dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med.Sc., PhD., saat memaparkan materi mengenai arah dan kebijakan pendidikan Sub Spesialis di UGM.

Workshop yang berlangsung selama satu hari ini dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, SpB(K)Onk., dan dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama, Prof.  dr. Adi Utarini, MPH., MSc., PhD., Ketua LAMPTKes, Dr. Soetrisno, Ketua TKP PPDS FK UNAIR, Ketua Kolegium Bedah, Ketua Kolegium Ilmu Kesehatan Anak, Ketua Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, Ketua Kolegium Anestesiologi, dan seluruh pengelola program pendidikan Sub Spesialis di Fakultas Kedokteran UGM.

Perubahan sistem pendidikan dan perubahan kurikulum selalu dilakukan seiring dengan perubahan kebijakan di tingkat nasional serta sejalan dengan perkembangan terbaru di bidang pendidikan kedokteran. Dalam mengatisipasi perubahan ini menuntut Fakultas Kedokteran UGM untuk terus secara kreatif mengembangkan dan menyusun kurikulum pendidikan yang baik dan bermutu.

Fakultas Kedokteran UGM saat ini mempunyai 25 program pendidikan Sub Spesialis. Dengan adanya workshop ini diharapkan mampu mengembangkan pelaksanaan kegiatan pendidikan di masing-masing prodi sub spesialis Fakultas Kedokteran UGM. Pertama, meningkatkan pemahaman kebijakan dan prosedur pendidikan. Kedua, mampu mengidentifikasi best practice pengelola program pendidikan Sub Spesialis dalam mengembangkan prodi. Ketiga, menyusun rencana kerja untuk mengembangkan program pendidikan Sub Spesialis di Fakultas Kedokteran UGM. (Wiwin/IRO)


FK UGM, Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Penelitian

$
0
0

IMG_8405

FK-UGM. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Adi Utarini, MPH., MSc., PhD., menghadiri upacara penandatanganan kerja sama antara Fakultas Kedokteran UGM dengan College  of Medicine National Taiwan University, National Taiwan University Hospital (NTUH), Rumah Sakit UGM, serta RSUP Dr.Sardjito, Senin (29/8) di ruang pertemuan utama gedung Diklat lantai 4 RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

 “Adanya kerjasama ini diharapkan satu sama lain akan mendapatkan manfaat yang baik terutama dalam hal pendidikan dan penelitian,” papar Prof. dr. Adi Utarini, MPH., MSc., PhD., saat memberikan sambutannya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, dr. Muchammad Syafak Hanung, SpA., MPH., menyampaikan bahwa kerjasama NTUH bisa menjadi sarana untuk berbagi pengalaman sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terlebih lagi masing-masing pihak sudah terakreditasi Joint Commission International (JCI).

Kerja sama dengan NTUH yang melibatkan Fakultas Kedokteran UGM dan Rumah Sakit yang terintegrasi dalam Academic Health System (AHS) ini akan lebih banyak menekankan upaya peningkatan kerja sama di bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian klinis. (Wiwin/IRO).

Implan Berkatup, Turunkan Tekanan Dalam Mata

$
0
0

FK-UGM. Glaukoma disebabkan karena terjadinya peningkatan tekanan di dalam mata (tekanan intraocular) baik akibat produksi cairan mata berlebih, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini pada akhirnya akan merusak serabut saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak. Glaukoma sering memerlukan operasi untuk membuat saluran baru yang akan memudahkan pengeluaran cairan dari mata (operasi filtrasi).

Trabulektomi, merupakan operasi yang seringkali dilakukan untuk pasien glaukoma. Akan tetapi dalam beberapa kasus glaukoma, pendekatan ini mempunyai perkembangan pasien yang kurang baik, misalnya pada pasien glaukoma neovaskular, glaukoma pada afakia, glaukoma uveitis dan glaukoma dengan konjungtiva buruk.

Kasus-kasus inilah yang mendorong staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UGM, dr. Retno Ekantini, Sp.M(K)., M.Kes., untuk mengembangkan penelitian mengenai: “Daya Guna Implan Drainase Glaukoma Berkatup Semilunar pada Penurunan Tekanan Hidrostatik”, yang dipertahankan pada ujian terbuka program Doktor, Rabu (31/8), di gedung Auditorium Fakultas Kedokteran UGM.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Dr. dr. Suhardjo, SU., SpM(K) ini menunjukkan hasil bahwa katup semilunar berfungsi juga pada implant drainase glaukoma. “Penelitian ini mendapatkan hasil implant drainase glaukoma berkatup semilunar dapat menurunan tekanan hidrostatik yang tinggi 30 mmHg sampai pada nilai tekanan mata normal yaitu antara 8.08-17,32 mmHg,” papar Retno Ekantini.

Melalui penelitian yang dilaksanakan kurang lebih selama 4 tahun, dokter ahli spesialis mata Fakultas Kedokteran UGM ini berhasil meraih gelar Doktor Fakultas Kedokteran UGM ke-254 dan gelar Doktor UGM ke-3298 (Wiwin/IRO).

Sumber: Ringkasan Disertasi, Retno Ekantini, Daya Guna Implan Drainase Glaukoma Berkatup Semilunar pada Penurunan Tekanan Hidrostatik, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2016, hal. 1-13.

Atasi DBD, Warga Kota Jogja Mulai Mengasuh Wolbachia

$
0
0

_MG_1138

FK-UGM. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi kota Jogja. Jumlah penderita DBD pada periode Januari-Desember 2015 mencapai 943 orang. Sementara itu, pada pertengahan tahun 2016, Dinas Kesehatan Kota Jogja mencatat kejadian DBD sudah mencapai 623 orang. Untuk mengatasi DBD, warga kota Jogja mulai bulan Agustus 2016 hingga pertengahan 2017 akan mengasuh 6.000-an ember berisi telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia.

“Harapannya dalam kurun waktu tertentu, nyamuk ber-Wolbachia akan kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan ber-Wolbachia dan menghambat penularan DBD ke manusia,” papar peneliti utama EDP-Yogya yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Adi Utarini, MPH., MSc., PhD., saat acara peletakan perdana telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia, Rabu (31/8) di Museum Sasana Wiratama Diponegoro, Tegalrejo Yogyakarta.

Acara peletakan telur perdana Wolbachia di kota Jogja juga dihadiri oleh Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti, Dr. Muhammad Dimyati, Wakil Gubernur DIY, Pakualam X, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Vita Yulia dan Yayasan Tahija, Dr. Sjakon Tahija serta masyarakat Kota Jogja.

Dirjen Risbang Kemeristekdikti, Muhammad Dimyati pada beberapa kesempatan menyatakan bahwa pemerintah sangat mendukung inisatif filantropis seperti Yayasan Tahija melalui penelitian EDP-Yogya mengingat alokasi dana pemerintah untuk penelitian belum memadai dan memerlukan kerjasama banyak pihak. “Semakin besar dana yang dialokasikan pemerintah terhadap penelitian, maka sebuah negara akan makin berkembang,” tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Sjakon Tahija selaku penyandang dana penelitian. “Yayasan Tahija berkomitmen penuh untuk menyelesaikan penelitian ini sebagai bagian dari perjalanan filantropi keluarga dan mengapresiasi para pemangku kepentingan sehingga penelitian bisa berjalan sejauh ini”, papar Ketua Dewan Pembina Yayasan Tahija ini.

Wolbachia, sebagai salah satu model pengendalian DBD yang telah direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia-WHO sejak Maret 2016, diharapkan mampu menjadi alternatif metode untuk mengurangi beban DBD yang menjadi ancaman serius di Indonesia, khususnya bagi masyarakat Yogyakarta. (Bekti/EDP; Wiwin/IRO)

Ubi Jalar Cegah Komplikasi Ginjal

$
0
0

IMG_8517

FK-UGM. Pemberian kombinasi bubuk ubi jalar (Ipomoea batatas L.) putih dan ungu bisa mencegah komplikasi di ginjal dengan memperbaiki fungsi ginjal. Demikian hasil penelitian, staf Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran UGM, dr. Sri Lestari Sulistyorini., M.Sc., Senin (5/9) saat sidang terbuka ujian Doktor di ruang kuliah gedung Radiopoetro Fakultas Kedokteran UGM.

Stres oksidatif merupakan salah satu penyebab utama timbulnya komplikasi pada penderita diabetes mellitus. Stres oksidatif disebabkan karena hiperglikemia yang tidak terkontrol dan kondisi hiperglikemia kronis. Ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) telah diketahui memiliki acidic glycoprotein yang mempunyai efek hipoglikemik sedangkan ubi jalar ungu mengandung antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan.

Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai produksi ubi jalar dalam jumlah besar. “Makanan yang berasal dari bahan dasar ubi jalar telah banyak dikembangkan, selain mudah diolah dan murah, ubi jalar juga mudah didapatkan. Hanya saja, pemanfaatan ubi jalar belum maksimal,” papar peraih gelar doktor ke-255 di Fakultas Kedokteran UGM ini.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. dr. Sri Kadarsih Soejono, M.Sc., PhD., tersebut terbukti berhasil mengkaji pengaruh ubi jalar putih dan ungu terhadap ginjal tikus diabetes, kajian terhadap kadar glukosa darah, kadar ureum plasma, kreatinin plasma, protein urin, gambaran histopatologis ginjal, espresi RAGE dan TGF-β1 yang merupakan pathogenesis nefropati diabetes. (Wiwin/IRO)

Sumber: Ringkasan Disertasi, Sri Lestari Sulistyo Rini, Pengaruh Pemberian Kombinasi Bubuk Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Putih dan Ungu Terhadap Fungsi dan Struktur Ginjal Tikus Diabetes yang diinduksi Streptozotocin, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2016, hal. 1-43.

FK UGM Raih Penghargaan pada PIT PERDOSKI

$
0
0

FK-UGM. Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran UGM berhasil meraih berbagai macam penghargaan pada ajang Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI) tahun 2016 yang digelar di Hotel Grand Inna Muara Padang Sumatera Barat tanggal 25-27 Agustus 2016 lalu.

Pertemuan ilmiah tahunan ini dihadiri oleh dokter spesialis kulit dan kelamin, peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) kulit dan kelamin, serta dokter umum, dengan mengangkat tema “Pediatric and Adolescent Update”. Ketua panitia PIT PERDOSKI 2016, dr. Sri Lestari, Sp.KK(K) menegaskan bahwa tema ini diusung untuk memperbaiki kesehatan anak dan remaja di Indonesia. “Anak dan remaja, selaku generasi penerus bangsa, merupakan aset negara dan sumber daya manusia yang meneruskan serta menentukan masa depan bangsa,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, alumni Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran UGM yang tergabung dalam KAGAMADOK, bekerja sama dengan PERDOSKI Cabang Bandung, Surabaya, Malang, dan Padang menggelar acara bedah rumah Bapak Zulhendri, salah seorang warga Sumatera Barat yang telah disurvei terlebih dahulu oleh lembaga sosial masyarakat setempat.

Pada perhelatan PIT PERDOSKI tahun 2016 ini, Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran UGM berhasil meraih berbagai macam penghargaan diantaranya, juara 2 presentasi oral laporan kasus, dr. Lintang Unggul Rini; Juara harapan 2 poster penelitian, dr. Wening Setyani; Juara harapan 1 poster penelitian, dr. Nadia Akita Dewi; Juara 3 poster penelitian, dr. Dinda Saraswati Murniastuti; Juara harapan 2 presentasi oral penelitian, dr. Schandra Purnamawati, Juara harapan 1 presentasi oral penelitian, dr. Regina; Juara 2 presentasi oral penelitian, dr. Tuntas Rayinda/dr. Vina Ajeng Puspa Dewi, Sp.KK; Juara 1 presentasi oral penelitian, dr. Cindy Cekti, serta juara 2 lomba kesenian.

Pada malam penganugerahan penghargaan itu pula, beberapa peserta didik Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran UGM turut mempersembahkan sebuah tarian berjudul “Mbatik” yang menceritakan proses pembuatan batik, dari pemotongan kain, pewarnaan, pencelupan hingga kain dapat digunakan.

Sumber: Departemen Dermatologi dan Venerologi, Fakultas Kedokteran UGM, Laporan Kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan PERDOSKI XV, Padang, 25-27 Agustus 2016.

Kanker Payudara Masih Menjadi Masalah Kesehatan Utama

$
0
0

img_8552

FK- UGM. Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan utama dalam sepuluh tahun terakhir dengan kecenderungan peningkatan angka kejadian yang signifikan di berbagai belahan dunia. Menurut data WHO, prevalensi kanker payudara di seluruh dunia dilaporkan 6,3 juta di akhir tahun 2012 yang tersebar di 140 negara.

Kanker payudara mempunyai spektrum yang luas ditinjau dari kondisi klinis, patologis, dan gambaran molekul. Berdasarkan pola ekspresi gen, terdapat beberapa subtipe molekul yang berbeda. Subtipe utama kanker payudara berdasarkan ekspresi reseptor estrogen (ER), reseptor progesterone (PR), dan Human Epidermal Growth Factor 2-neu (HER2).

“Kanker payudara HER2 positif dilaporkan 15-20% dari semua kanker payudara dan berhubungan dengan hasil terapi yang buruk, namun saat ini perkembangan terapi menggunakan antibodi monoklonal anti HER2 memberikan prognosis yang lebih baik untuk penderita kanker payudara HER2  positif” papar staf pendidik departemen farmakologi dan terapi Fakultas Kedokteran UGM, dr. Woro Rukmini Pratiwi, M.Kes., SpPD., saat mengikuti ujian terbuka program doktor, Selasa (13/9) di ruang Senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Kajian penelitian farmakoekonomi yang dilakukan Woro Rukmini Pratiwi ini dilakukan pada terapi yang membutuhkan biaya tinggi dengan luaran terapi yang baik. Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi luaran terapi kanker payudara HER2 positif stadium awal yang diterapi dengan antiHER duarasi suboptimal dan optimal. Luaran terapi yan dinilai adalah Disease Free Survival dan kualitas hidup penderita.

Di akhir penelitiannya, Woro menyimpulkan bahwa pertama, faktor karakteristik terapi kanker payudara HER2 positif stadium awal di RSUP Dr. Sardjito (2007-2014) yang mempengaruhi luaran terapi adalah jenis regimen kemoterapi berbasis taxan dan jarak kemoterapi dengan radioterapi kurang atau sama 300 hari. Kedua, tidak terdapat perbedaan Disease Free Survival maupun kualitas hidup penderita kanker payudara stadium awal yang mendapatkan terapi antiHER2 di RSUP Dr.Sardjito durasi kurang/sama dengan 6 bulan dibandingkan lebih dari 6 bulan. Dan yang terakhir, terdapat perbedaan direct medical cost penderita kanker payudara stadium awal yang mendapatkan terapi antiHER2 durasi kurang/sama dengan 6 bulan dibandingkan lebih dari 6 bulan.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., PhD ini pada akhirnya telah menghantarkan Woro Rukmini Pratiwi meraih gelar Doktor ke 256 Fakultas Kedokteran UGM dan Doktor ke-3.305 di UGM. (Wiwin/IRO)

Sumber: Ringkasan Disertasi, Woro Rukmini Pratiwi, Disease Free Survival, Kualitas Hidup dan Direct Medical Cost Penderita Kanker Payudara HER2 Positif Stadium Awal yang Menjalani Kemoterapi Adjuvan Anti HER2 di RSUP Dr. Sardjito 2007-2014, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2016, hal.1-55.

FK UGM – RSPAU Hardjolukito, Jalin Kerjasama Pendidikan

$
0
0

1

FK-UGM. Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito menandatangani surat perjanjian kerjasama bidang pendidikan dengan Fakultas Kedokteran UGM, Rabu (14/9) di ruang eksekutif gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, Sp.B(K).Onk., menyambut baik upaya kerjasama ini. Agenda penandatanganan kerjasama ini dihadiri oleh Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito, Marsekal Pertama TNI dr. Didik Kestito, Sp.U., MM.RS., Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta, dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, MPH., beserta jajaran Dekanat, Direksi RSUP Dr. Sardjito maupun RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Fakultas Kedokteran UGM maupun RSPAU dr. S. Hardjolukito berharap dengan adanya kerjasama ini mampu mengembangkan sumber daya manusia Rumah Sakit terutama tenaga profesional melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. (Wiwin/IRO)


FK UGM Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

$
0
0

FK-UGM. Selama kurang lebih enam hari ke depan, terhitung tanggal 20-25 September 2016, Fakultas Kedokteran UGM menggelar pemeriksaan kesehatan gratis dalam UGM Expo 2016. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan Echocardiography (EKG) atau pemeriksaan jantung, mata, kulit dan kelamin, radiologi, patologi klinik maupun THT.

UGM Expo 2016 memang dirancang sebagai media berbagi hasil inovasi UGM yang bermanfaat bagi masyarakat, dengan mengangkat tema “Inovasi Membumi untuk Negeri”.

“Harapannya, expo ini tidak hanya dapat dinikmati oleh civitas akademika, akan tetapi juga bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat luas, baik dari masya awam, instansi pemerintah ataupun swasta,” ujar ketua panitia UGM Expo 2016, Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, MSc saat memberikan laporan pada pembukaan UGM Expo, Selasa (20/9) di selasar gedung Grha Sabha UGM.

Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., PhD., juga memaparkan bahwa UGM menekankan socio entrepreneur artinya bahwa adanya upaya untuk mengaplikasikan kegiatan Tri Dharma UGM. Tri Dharma itu harus menghasilkan karya ataupun produk penelitian untuk kesejahteraan masyarakat. “Melalui UGM Expo ini, UGM ingin berkontribusi untuk Indonesia, “pungkasnya. (Wiwin/IRO)

Doktor FK Teliti Penderita Malaria Falciparum di Aceh

$
0
0

FK-UGM. Salah satu doktor Fakultas Kedokteran UGM meneliti penderita Malaria Falciparum di Provinsi Aceh. Penelitian yang dilaksanakan selama kurang lebih dua tahun ini mampu menghantarkan Dosen FK Unsyiah, dr. H. Kurnia Fitri Jamil, M.Kes., SpPD-KPTI., FINASIM untuk meraih gelar Doktor Fakultas Kedokteran UGM ke-257 dan Doktor UGM ke-3.308 , Kamis (23/9) di ruang rapat Senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Sekitar 3,3 milyar penduduk dunia hidup di daerah berisiko malaria dan dari jumlah tersebut, 1,2 milyar hidup di daerah berisiko tinggi, dengan jumlah kasus lebih dari 1 per 1.000 penduduk.

Di provinsi Aceh, manifestasi klinis penderita malaria juga bervariasi, hal ini disebabkan oleh adanya variasi genetik, namun polimorfisme gen pada parasite sampai saat ini belum diteliti. Penelitian yang dipromotori oleh Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., Sp.Par(K)., SU., PhD ini bertujuan untuk menganalisis peran dari gen msp1 dan msp2 terhadap manifestasi klinis malaria pada pasien di beberapa Rumah Sakit di wilayah Provinsi Aceh.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Kurnia Fitri Jamil menyimpulkan bahwa gangguan fungsi hati secara signifikan banyak ditemukan pada pasien malaria falciparum di Provinsi Aceh dengan alel gen msp2 yaitu alel multiple FC27+3D7, sedangkan alel gen msp1 tidak menunjukkan adanya hubungan dengan gejala klinis tertentu. Di sisi lain, respon terapi pada pasien malaria falciparum di Provinsi Aceh tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan tipe alel gen msp1 dan msp2 dan gejala malaria berat secara signifikan banyak ditemukan pada pasien malaria dengan alel gen msp1 tipe multiple K1+RO33 dengan nilai OR: 28,50, sedangkan tipe alel gen msp2 tidak menunjukkan hubungan dengan gejala malaria berat. (Wiwin/IRO).

Sumber: Ringkasan Disertasi, Kurnia Fitri Jamil, Kajian Tentang Manifestasi Klinis, Respon Terapi dan Polimorfisme Gen Merozoite Surface Protein 1 dan 2 Penderita Malaria Falciparum di Provinsi Aceh,, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2016, hal.1-28.

Puluhan Peserta Summer Course Memasuki Kulon Progo

$
0
0

FK-UGM. Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, Sp.B(K)Onk memimpin upacara pelepasan peserta Summer Course 2016 menuju kabupaten Kulon Progo, Jumat (23/9) di gedung KPTU Fakultas Kedokteran UGM. Sebanyak dua puluh enam mahasiswa asing multidisiplin dan delapan belas mahasiswa Fakultas Kedokteran serta sekolah vokasi UGM ini akan mengikuti kegiatan hands on training yakni kegiatan observasi maupun praktik lapangan di Puskesmas, Puskesling, Posyandu, Posyandu lansia maupun sekolah-sekolah.

Mahasiswa yang berasal dari program studi dokter, keperawatan, gizi, ilmu kesehatan masyarakat maupun bidan dari Asia, Eropa dan Australia akan memasuki beberapa wilayah di Kabupaten Kulon Progo yakni wilayah kecamatan Temon I, Temon II, Panjatan I, Panjatan II, Sentolo I, Sentolo II, dan Wates dan menetap di rumah warga desa setempat.

Upacara pelepasan peserta ke Kulon Progo juga dihadiri oleh Kaprodi Pendidikan Dokter, Dr.dr. Mahardika Agus Wijayanti, DTM&H., Organizing Committee, dr. Hadianto, SpA(K)., serta koordiantor lapangan, Drs. Abdul Wahab, MPH. Setibanya di Kulon Progo, peserta dan tim Fakultas Kedokteran UGM diterima oleh Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kulon Progo, drg. Baning Rahayu Jati, M.Kes., untuk melakukan audiensi sekaligus pengenalan tentang situasi dan kondisi kesehatan masyarakat masing-masing puskesmas.  Acara kemudian dilanjutkan dengan serah terima peserta dari Fakultas Kedokteran UGM kepada Kepala Puskemas dan didampingi oleh Pendamping Lapangan.

Sebelum mengikuti kegiatan praktik lapangan di Kulon Progo ini, para peserta telah mendapatkan kuliah pakar dari Fakultas Kedokteran UGM maupun pakar kesehatan dari Mahidol University, Ramathibodi School of Nursing, Kobe University Graduate School of Health Sciences, Kyoto University Graduate School of Medicine, Universiti Sains Malaysia (USM), University of New South Wales (UNSW), Erasmus Medical Center, maupun Chulalongkorn University.

“Harapannya, kegiatan Summer Course 2016 mampu membekali mahasiswa dengan paparan langsung masalah kesehatan yang ada di dalam masyarakat, belajar mengidentifikasi kasus dalam perspektif global, serta belajar berkolaborasi dengan tenaga medis maupun pakar asing untuk menangani kasus kesehatan masyararakat lokal dengan prinsip Interprofessional Education (IPE),” papar ketua panitia Summer Course 2016, dr. Gunadi, PhD., SpBA. (Wiwin/IRO)

Doktor FK UGM Meneliti Kebijakan Penggunaan Morfin

$
0
0

FK-UGM. Dalam pelayanan kesehatan, morfin merupakan obat esensial untuk mengatasi nyeri berat. Sesuai dengan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Kemenkes 2014, ketersediaan morfin terdapat dalam bentuk lepas cepat 10mg dan lepas lambat 10mg dan 30mg. Selain itu juga tersedia dalam bentuk sediaan injeksi intramuskuler, sukutan dan intravena (im/sk/iv  10mg/Ml).

Penggunaan morfin dalam kedokteran masih dirasakan sangat kurang diakibatkan oleh ketersediaan morfin rumah sakit yang sangat rendah. Penyediaan morfin dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan riil yang dikeluarkan rumah sakit. Apabila penggunaan rendah, otomatis perencanaan ketersediaan juga menjadi rendah.

Penjaminan akses terhadap morfin bagi penderita nyeri berat merupakan salah satu pemenuhan hak asasi manusia karena merupakan pemenuhan hak atas kesehatan. Upaya untuk meningkakan akses morfin telah dilakukan pemerintah dengan menerbitkan seperangkat regulasi yang menjamin akses morfin untuk mengatasi nyeri berat pasien di pelayanan kesehatan. Regulasi tersebut telah mengatur bahwa pemerintah menjamin ketersediaan obat dari golongan narkotika untuk pelayanan kesehatan.

Industri farmasi hanya akan memproduksi tablet morfin jika mendapat penugasan dari pemerintah. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memproduksi morfin adalah PT. Kimia Farma, Tbk. Industri farmasi akan memproduksi morfin apabila kebutuhannya jelas dengan penerapan yang sesuai. Oleh karenanya, perlu komunikasi intensif antara rumah sakit dan produsen morfin agar hasil produksi morfin tepat sasaran untuk pelayanan nyeri berat.

Pasien kanker, merupakan pasien yang biasanya mendapatkan resep morfin. BPJS hanya memperbolehkan dokter di unit pelayanan kesehatan tingkat 2 dan 3 atau di rumah sakit untuk memberikan resep morfin. Hal ini merupakan salah satu bentuk kontrol pemerintah terhadap penggunaan morfin untuk kepentingan medis, mengingat bahwa diagnosis dan penanganan kanker hanya dilakukan di rumah sakit.

Meskipun telah dirasakan kemanfaatan dan keuntungan morfin bagi pasien, masih banyak dokter yang enggan untuk memberikan resep morfin. Atau di sisi lain, pasien seringkali menolak penggunaan obat ini dikarenakan ketakutan akan efek ketergantungan dan morfin merupakan obat terlarang.

Kendala stigma dan kendala internal disebut-sebut menjadi alasan keengganan dari dokter, petugas apoteker maupun pasien itu sendiri. Pertama, stima terhadap morfin itu sendiri yakni adanya rumor ketergantungan terhadap morfin menjadikan dokter ataupun apoteker menjamin ketersediaan ataupun pemanfaatan obat tersebut bagi pasien. Kedua, ketakutan kriminalisasi dokter untuk dituntut secara hukum. Faktanya, sepanjang penggunaan morfin masih berada di jalur medis maka akan dilindungi secara hukum.

“Penggunaan morfin dalam jalur medis adalah legal, dan ketergantungan terhadap morfin yang mengarah pada penyalahgunaan dapat dikatakan tidak pernah dijumpai”, tegas staf Departemen Farmakologi, dr. Rustamaji, M.Kes saat menjalani ujian terbuka Doktor di ruang Senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas kedokteran UGM, Selasa (27/9) dengan mengambil judul: “Akses Terhadap Morfin dalam Penerapan Kebijakan Obat Nasional di Indonesia”.

Pernyataan Rustamaji tersebut semakin menegaskan bahwa kekhawatiran terjadinya penyalahgunaan morfin oleh pasien tidak seharusnya menjadi penghalang bagi pasien untuk mendapatkan pengobatan dengan analgetika opioid morfin.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof.Dr. Sri Suryawati, Apt., ini lebih mengutamakan keberpihakan kepada kepentingan pasien agar mendapatkan akses anti nyeri yang tepat misalnya pada pasien kanker. Rekomendasi yang diusulkan oleh staf kelahiran Kudus sekaligus peraih gelar Doktor ke-3.809 UGM dan ke-258 Fakultas Kedokteran UGM ini adalah adanya jaminan ketersediaan akses obat esensial khususnya morfin melalui kebijakan khusus untuk mengantisipasi hambatan dalam ketersediaan morfin di pusat-pusat pelayanan kesehatan. (Wiwin/IRO)

Kenali Penyakit Jantung, Atasi Sejak Dini

$
0
0

FK-UGM. Penyakit jantung masih tergolong dalam salah satu daftar penyakit berbahaya di Dunia. Penyakit ini masih diyakini sebagai pembunuh nomor satu di negara maju maupun negara berkembang. Pada tahun 2014 tercatat bahwa angka kematian akibat penyakit jantung sebanyak 35% atau sekitar 1,8 juta kasus kematian di Indonesia.

Penyebab penyakit jantung sangat beragam. Faktor risiko diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (darah tinggi), obesitas (berat badan berlebih), dyslipidemia (penyakit gangguan lemak), stress fisik maupun psikis akibat gaya hidup tidak sehat seperti kurang olah raga, mengkonsumsi makanan berlemak berlebih, istirahat tidak teratur, konsumsi minuman beralkohol, merokok dan lain sebagainya.

“Plak/kerak yang robek menimbulkan sumbatan yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menimbulkan serangan jantung. Gumpalan yang menghalangi aliran darah dan menyumbat total memungkinkan pasokan darah mati dan mengakibatkan kematian dari otot jantung, dan ketidaknyamanan dada menjadi gejala awal serangan jantung,” terang ahli kesehatan jantung, Dr.dr. Budi Yuli Setianto, SpPD-KKV., SpJP(K), Kamis (6/10) dalam kegiatan talkshow kesehatan jantung dan gaya hidup masyarakat modern yang diselenggarakan di ruang theater gedung perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM.

Budi Yuli menegaskan bahwa 25 persen dari seluruh serangan jantung terjadi tanpa disertai dengan tanda-tanda. Saat mengalami serangan jantung secara tiba-tiba, masyarakat diminta untuk tanggap dan segera membawa penderita ke rumah sakit terdekat.

Ahli gizi kesehatan, Dr. Toto Sudargo, SKM, M.Kes memaparkan bahwa penatalaksanaan diet mampu menjadi bagian dari pencegahan. “Memang makanan kesukaan yang paling sulit untuk dilepaskan dan dihindari. Kita harus punya strategi dalam mengkonsumsi makanan, yakni dengan makan makanan berimbang selain makanan yang digemari perlu juga menambahkan makan buah dan sayur sebagai penyeimbang,” tegasnya.

Hal ini juga ditegaskan oleh Dra. Yayi Suryo Prabandari, MSc., PhD., yang memaparkan materi mengenai: gaya hidup masyarakat modern; keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial untuk kesehatan jantung; maupun pengelolaan stress.

Dalam kesempatan ini, Yayi Suryo menegaskan bahwa merokok mampu meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. “Berhenti merokok, terapkan pola hidup sehat, dan manajemen stress mampu menjadi upaya pencegahan,” terangnya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner yang lebih tinggi pada kelompok orang yang pernah rutin merokok dibanding dengan yang sama sekali tidak merokok.

Kegiatan talkshow “Kesehatan Jantung dan Gaya Hidup Masyarakat Modern” yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Jantung Sedunia sekaligus bedah buku “Memahami Serangan Jantung”, penulis: Dr.dr. Budi Yuli Setianto, SpPD-KKV., SpJP(K) ini diharapkan mampu membuka wawasan civitas akademika maupun masyarakat awam terhadap pentingnya memperhatikan kesehatan jantung.

Kegiatan talkshow juga dihadiri oleh +100 yang terdiri dari mahasiswa  S1, S2, S3 dan PPDS Fakultas Kedokteran UGM; staf dan Dosen Fakultas Kedokteran UGM; maupun tenaga Kependidikan Fakultas Kedokteran UGM beserta masyarakat umum. (Wiwin/IRO)

Artikel Terkait:

http://www.antaranews.com/berita/588780/pakar-pola-hidup-sehat-kendalikan-penyakit-jantung

http://www.solopos.com/2016/10/06/tips-kesehatan-ini-gejala-serangan-jantung-758940

http://m.harianjogja.com/baca/2016/10/07/tips-kesehatan-berikut-jurus-jitu-tangkal-serangan-jantung-758941

http://www.acehterkini.com/2016/10/makanan-ini-baik-dikonsumsi-untuk-jantung.html

http://www.beritasatu.com/kesra/391061-175-juta-penduduk-dunia-berpenyakit-jantung.html

http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/10/06/oemi5e291-waspadai-gejala-serangan-jantung

http://www.winnetnews.com/post/penyakit-jantung-dialami-17-5-juta-penduduk-di-dunia

http://ugm.ac.id/id/berita/12611-waspadai.serangan.jantung.kenali.gejalanya

Pelantikan Dekan FK UGM Periode 2016-2021

$
0
0

jabat-tangan

FK-UGM. Dekan FK UGM Periode 2016-2021, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) telah dilantik oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., PhD., Jumat (7/10) di Balai Senat UGM. Beserta dengan ke-18 Dekan Fakultas se-UGM yang dilantik, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) mengucapkan sumpah jabatan dipimpin oleh Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng didampingi dengan Rohaniwan Agama Islam.

Dalam acara pelantikan ini, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., PhD., SpOG(K) sekaligus menandatangani berita acara sumpah jabatan dengan disaksikan oleh Rektor UGM. Selepas penandatangan berita acara, seluruh Dekan mengucapkan pakta integritas dipimpin oleh Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, S.Si., MSi., Apt., untuk kemudian secara resmi dilantik oleh Rektor UGM.

“Menjadi seorang pemimpin bukanlah sebagai tujuan, akan tetapi menjadi awal dari sebuah proses lompatan peradaban yang lebih baik menuju kemajuan UGM,” papar Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., PhD., saat memberikan sambutan.

Rektor UGM juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan lama atas seluruh kinerja dan kerja keras selama bertugas, dan mengucapkan selamat kepada Dekan baru. “Pemimpin masa depan butuh kesungguhan dan ketangguhan menuju yang terdepan yakni kemajuan lintas disiplin,” tegasnya.

Selamat bertugas kepada Prof.dr. Ova Emilia, M.Med., PhD., SpOG(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran UGM periode 2016-2021.

12 Mahasiswa FK Mengikuti Ajang Indonesian Medical Olympiad

$
0
0

FK-UGM. Sebanyak 12 mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM mengikuti ajang Indonesian Medical Olympiad (IMO). Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan ilmu mahasiswa kedokteran, mengasah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa  S1 pendidikan dokter melalui tantangan dalam kegiatan ini, serta menumbuhkan motivasi untuk terus bersaing demi menjadi dokter-dokter Indonesia yang berkualitas ini akan digelar di Universitas Pelita Harapan Jakarta tanggal 12-16 Oktober 2016.

IMO  merupakan  ajang  kompetisi  mahasiswa kedokteran yang diikuti oleh kontingen perwakilan setiap  Fakultas  Kedokteran  di  Indonesia  dalam  berbagai  cabang  ilmu, yaitu: Kardiorespirasi, Muskuloskeletal, Neuro-Psikiatri, Urogenitoreproduksi, Digestif dan Penyakit Infeksi. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sebagai salah satu program kerja Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI).

Pada tahun 2015, Tim Uro-Reproduksi berhasil meraih Medali Perak, sedangkan Tim Neuropsikiatri dan Tim Penyakit Infeksi berhasil meraih Medali Perunggu. Tahun 2016 ini menjadi tantangan bagi Tim Fakultas Kedokteran UGM untuk bisa kembali meraih gelar juara IMO.

“Mahasiswa sudah mempersiapkan diri dengan latihan dan bimbingan dari dosen pendamping, semoga menjadi bekal yang cukup baik dalam menghadapi ajang kompetisi ini,” papar Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM, Dr. dr. Mahardika Agus Wijayanti, DTM&H., M.Kes, Selasa (11/10) saat memberikan sambutan dalam acara pelepasan mahasiswa di ruang eksekutif gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM yang mengikuti ajang IMO 2016 diantaranya adalah: Marcellus Korompis; Maria Fransiska Pudhohartono; Jessica; Audric Kenny Tedja; Ro Restu Priambodo; Widyan Putra Anantawikrama; Bernadeta Fuad Paramita Rahayu; Danny Agus Pramana Wahyudi; Bernadetha Astrid Octaviani; Khoironi Rachmad Damarjati; Arinal Chairul Achyar; dan Kadek Dwi Wira Sanjaya. Selamat dan sukses untuk tim IMO 2016 Fakultas Kedokteran UGM. (Wiwin/IRO).


Alumni FK UGM Menjadi Anggota Baru AIPYo

$
0
0

FK-UGM. Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPYo) melantik salah satu alumni Fakultas Kedokteran UGM, Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) RI, menjadi anggota baru, Sabtu (8/10), dalam rapat terbuka AIPYo di gedung R. Margono Soeradji Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

Dalam kesempatan ini, dr. Terawan memberikan pidato ilmiah mengenai “Peran Radiologi dan Radiologi Intervensi dalam Prevensi Primer dan Sekunder pada Otak”, yang membahas mengenai pengembangan teknik mikro radiologi intervensi untuk mengatasi sumbatan pembuluh darah balik otak.

Acara pelantikan juga dihadiri oleh beberapa anggota AIPYo, guru SMA di Yogyakarta, dosen, ilmuwan, dan mahasiswa. Menurut salah seorang guru SMA yang ikut hadir dalam acara ini, Bapak Bambang Istiarto, dirinya hadir dalam perhelatan ini tidak hanya untuk memberikan selamat, tetapi juga tertarik dengan karya ilmiah yang disampaikan dr. Terawan dalam bidang kedokteran dan kesehatan.

Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, merupakan penerima gelar Bintang Mahaputra Naraya yang lahir di Yogyakarta, lima puluh dua tahun silam. Gelar dokter diperoleh di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1990, kemudian tahun 2004 menyelesaikan pendidikan spesialis radiologi di Universitas Airlangga. Gelar Doktor diperoleh di Universitas Hasanudin pada tahun 2013. Pendidikan tambahan ditempuh di beberapa negara, diantaranya Singapura, China, Malaysia, Jepang, Perancis, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Sejak lulus dokter tahun 1990, dr. Terawan mengabdi sebagai dokter TNI Angkatan Darat. Jabatan saat ini sebagai Kepala Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Dr. Terawan juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia, Ketua World International Committee of Military Medicine, dan Ketua ASEAN Association of Radiology. (Devi/Reporter)

Raih Doktor Usai Teliti Pengaruh Asap Rokok Bagi Penderita RA

$
0
0

img_9276

FK-UGM. Rinitis Alergi (RA) merupakan kondisi peradangan hidung akibat reaksi alergi. RA pada dasarnya merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Pengaruh lingkungan dapat berupa suhu/iklim, kelembaban udara, alergen, serta polusi udara. Salah satu faktor penyebab polusi udara adalah asap rokok.

Saat ini, penduduk Indonesia yang terpapar rokok di lingkungan rumah sudah mencapai 97 juta. Padahal, asap rokok mengandung lebih dari 5.000 bahan kimiawi yaitu bahan aromatik, nitrat heterosiklik, fenol, notrosamin dan aldehida. Penelitian mengenai pengaruh asap rokok pada penderita Rinitis Alergi Persisten (RAP) di Indonesia belum dilaporkan termasuk terhadap perubahan kualitas hidup.

Latar belakang inilah yang mendasari mahasiswa Program Doktor Ilmu Kedokteran Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, dr. Roy David Sarumpaet, Sp.THT-KL, untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Asap Rokok Pada Penderita Rinitis Alergi Persisten. Tinjauan Terhadap Kadar IL-4, IL-10, IL-13, IFN-y, Skor Gejala Total dan Kualitas Hidup“, yang dipresentasikan pada ujian terbuka Doktor, Selasa (11/10) di ruang Senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. dr. Mohammad Juffrie, Sp.A(K)., PhD, ini menghasilkan kesimpulan bahwa pertama, tidak terbukti adanya pengaruh akrolein dari asap rokok (side-stream) terhadap kadar sitokin IL-4, IL-10, IL-13 dan IFN-y pada penderita RAP sedang-berat di Pekanbaru. Kedua, tidak terbukti adanya pengaruh akrolein dalam asap rokok terhadap SGT penderita RAP sedang-berat di Pekanbaru. Ketiga, tidak terbukti adanya pengaruh akrolein dalam asap rokok terhadap kualitas hidup penderita RAP sedang-berat di Pekanbaru.

Penelitian ini telah menghantarkan dr. Roy David Sarumpaet, Sp.THT-KL meraih gelar Doktor Fakultas Kedokteran UGM ke- 259 dan Doktor UGM ke-3.314. (Wiwin/IRO).

Sumber: Ringkasan Disertasi, Roy David Sarumpaet, Pengaruh Asap Rokok Pada Penderita Rinitis Alergi Persisten. Tinjauan Terhadap Kadar IL-4, IL-10, IL-13, IFN-y, Skor Gejala Total dan Kualitas Hidup, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2016, hal. 1-19.

Sertijab Dekan, Bekerja Bersama Mewujudkan Visi Misi FK

$
0
0

foto-bersama

FK-UGM. Serah terima jabatan Dekan Fakultas Kedokteran UGM periode 2012-2016, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, SpB(K)Onk., kepada Dekan Fakultas Kedokteran UGM periode 2016-2021, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K), telah dilaksanakan di gedung Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (11/10). Acara serah terima jabatan Dekan Fakultas Kedokteran UGM ini ditandai dengan penandatanganan naskah sertijab dan serah terima laporan Dekan 2012-2016.

Dalam sambutannya, Ketua Senat Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Mohammad Juffrie, SpA(K)., PhD., menyampaikan bahwa visi Fakultas Kedokteran UGM adalah untuk mempersiapkan dokter masa depan demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan umat manusia. Di samping itu, tujuan pendidikan kedokteran senantiasa berpedoman untuk menghasilkan dokter yang peka terhadap kebutuhan rakyat Indonesia.

“Bertolak dari pedoman itulah, kami, Senat Fakultas Kedokteran UGM ingin mengajak ibu dekan baru untuk senantiasa mereview proses yang sudah berjalan di Fakultas kita dari input sampai output”, tegasnya.

Di sisi lain, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, SpB(K)Onk menegaskan bahwa fungsi Fakultas Kedokteran dalam mendukung program Tri Dharma Perguruan Tinggi dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan luar biasa. “Dalam bidang pendidikan, kemajuan dan perkembangan pendidikan kedokteran di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran FK UGM”, paparnya.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama empat tahun terakhir, Fakultas Kedokteran UGM telah menorehkan beberapa prestasi penting. Sistem keuangan yang transparan dan accountable, adanya kerjasama dalam Academic Health System (AHS) antara Fakultas Kedokteran UGM dan RS pendidikan serta RS Jejarng dan fasilitas kesehatan lain untuk meningkatkan mutu pendidikan, peningkatan publikasi internasional, maupun banyaknya program pengabdian masyarakat yang telah diintegrasikan dengan program pendidikan bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat saat ini mampu menjadi bukti daya ungkit prestasi Fakultas Kedokteran UGM.

Selain itu, dalam bidang kerjasama dalam dan luar negeri menunjukkan peningkatan dengan adanya kerjasama bersama Filantrofis seperti yayasan Tahija dan Tahir Foundation yang telah mengembangkan kegiatan Eliminate Dengue Project (EDP) dan kerjasama pendidkan penelitian dengan institut luar negeri seperti National University of Singapore (NUS).

Menanggapi hal tersebut, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) dalam sambutannya menegaskan bahwa untuk saat ini medan pengabdian Fakultas Kedokteran UGM semakin berat dan luas. Tuntutan tugasnya –pun semakin padat dan kompleks dengan tantangan yang terbuka tanpa batas. “Tiada harapan kami kecuali membantu Fakultas membawa misinya selama berjalan benar dan maju”, pungkasnya. (Wiwin/IRO)

FK UGM Gelar Simposium Internasional Transfusi Darah

$
0
0

FK-UGM. Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM menggelar “International Symposium on Blood Transfusion Improvement Towards Indonesia Sehat,” Jumat (14/10) di ruang Senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Simposium internasional ini menghadirkan narasumber dari Consultant Transfusion Medicine, Amsterdam , Hans Vrielink, MD., PhD., Kementrian Kesehatan, Dr.dr. Yuyun Soedarmono, MSc., serta dari Palang Merah Indonesia, dr. Ria Safitri, M.Biomed dengan dihadiri oleh sekitar tujuh puluh peserta dari kalangan civitas akademika dan jejaring Fakultas Kedokteran UGM.

Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) menyambut baik adanya simposium internasional mengenai arah perkembangan transfusi darah di Indonesia.

“Transfusi darah memang masih menjadi tantangan tersendiri di bidang kedokteran. Yang terpenting adalah semangat berbagi untuk donor darah masih harus selalu ditingkatkan,” paparnya saat membuka acara simposium.

Acara simposium dalam format diskusi panel ini berlangsung selama kurang lebih empat jam dengan moderator, staf Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM, dr. Usi Sukorini, M.Kes., SpPK(K). Hans Vrielink, MD., PhD., dalam paparan materinya menyampaikan mengenai improving blood transfusion practices into international standards. Sedangkan Dr. dr. Yuyun Soedarmono, MSc memaparkan mengenai government rules for improving blood services in Indonesia. Di sesi panel terakir, dr. Ria Safitri, M.Biomed menyampaikan mengenai improvement of donations di Indonesia. (Wiwin/IRO)

FK UGM Kembali Berprestasi di Ajang Kompetisi IMO

$
0
0

juara-imo1

FK-UGM. Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM berhasil meraih gelar juara dalam Indonesian International Medical Olympiad (IMO) 2016. IMO merupakan acara tahunan kedokteran yg diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yg terdiri atas 75 Fk se-Indonesia. Kali ini FK Universitas Pelita Harapan mendapat kehormatan sebagai penyelenggara. Perhelatan yang diselenggarakan tanggal 12-16 Oktober 2016 ini diikuti oleh sekitar 620 delegasi mahasiswa FK se- Indonesia dan untuk tahun ini juga diikuti oleh delegasi mahasiswa Filipina.

Berikut adalah daftar prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM di ajang IMO 2016:

1. FK UGM juara 1 di cabang Uroreproduksi
2. FK UGM juara 2 di cabang Muskulo
3. FK UGM juara 3 di cabang Infelsi
4. FK UGM juara 2 di cabang Digestif
5. FK UGM berhasil menyandang gelar juara umum IMO 2016.

Selamat atas prestasi membanggakan dari Fakultas Kedokteran UGM. Salam Viva Medika.

Viewing all 2777 articles
Browse latest View live